skip to main | skip to sidebar

Padang Bunga Rumput Liar

Friday, 28 September 2007

Sebuah Doa Yang Dikulum

Mari kita tersenyum
Hari itu memang sedih
Menangis kita sudah meraung
Tapi Tuhan sayang kita
(BuRuLi, WarBat: 13 Juni 2006)
-Untuk Jgy, 2-

Posted by BuRuLi at 07:51

Labels: puisi

No comments:

Post a Comment

Newer Post Older Post Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)

17 inchs wood

17 inchs wood

About Me

BuRuLi
Pulung Ria a.k.a BuRuLi.
View my complete profile

Labels

  • [english version] (1)
  • Catatan kecil BuRuli (12)
  • old collection [2003] (1)
  • old collection [2004] (13)
  • poetries (1)
  • puisi (16)
  • puisi 2008 (2)

Blog Archive

  • ►  2008 (2)
    • ►  May (1)
    • ►  February (1)
  • ▼  2007 (30)
    • ▼  September (17)
      • Bulu Ketiak
      • Bayi Perempuan yang Tak Pernah Diinginkan
      • Tentang Sepotong Sajak Yang Ditemukan Mati di Bawa...
      • Tentang Sepotong Sajak Yang Ditemukan Mati di Bawa...
      • Tentang Gempa
      • Surat buat Trinil (2)
      • Surat Buat Trinil
      • Sial!
      • Sedari Menjadi
      • Kerinduan itu
      • Karena Janji Pada Suatu Pagi
      • Peluk Sayang dari Surga
      • Sebuah Doa Yang Dikulum
      • Yang mengetuk pintu? Bukan Tamu!
      • Deteline means deadline
      • Dari sebuah catatan tua yang kutemukan kemarin senja.
      • Ada Carefour mengintip dari celah-celah atap di ka...
    • ►  July (13)

Padang Tetangga

  • dusunlaman baru
  • Padang BuRuLi di Multiply
  • DeGum
  • dusunlaman lama
  • ken
  • moyank
  • Mae

Ruang Menulis Lain

Shvoong